SIKATNEWS.id | PH Riduwan, Filemon Halawa, SH, MH apresiasi kinerja Polres Anambas Tarik Perkara Kliennya dari Polsek Palmatak ke Polres. Anambas, Jum’at (27/10/23).
Ia mengatakan, dengan ditariknya perkara tersebut semakin terang peristiwa pidana yang dialami kliennya yang menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh lima tersangka.
“Kita apresiasi, Satreskrim dan Penyidik Polres Anambas kami nilai sangat profesional. Dengan diambil alih kasus ini, kami yakin model penegakkan hukum ke depan di Kepulauan Anambas akan semakin baik,” ujar Filemon Halawa yang akrab disapa Leo Halawa kepada awak media saat dikonfirmasi oleh media ini, Jumat (27/10/2023).
Selanjutnya kata Leo, ia berharap perkara kliennya dapat segera naik ke tahap dua di Kejaksaan Negeri Natuna Cabang Tarempa dan segera disidangkan di Pengadilan Negeri Ranai. Sehingga kliennya mendapatkan keadilan.
“Harapan kita begitu. Karena apa yang dialami saat kejadian oleh klien kami cukup brutal. Dan akibatnya klien kami menderita kesakitan di beberapa bagian tubuhnya dan juga lebam-lebam. Sekira lima hari klien kami sempat tidak dapat melakukan aktivitas apapun karena kesakitan. Baru-baru ini saja baru bisa bebas bergerak setelah sembuh. Namun matanya masih memerah akibat kejadian itu, ” ujar Leo.
Leo mengatakan, perkara ini cukup alot. Pasalnya, ada beberapa oknum masyarakat di Anambas diduga mencoba mengintervensi hukum untuk dilakukan jalur damai dan atau restorasi justice (RJ). Namun menurut Leo Halawa, perkara kliennay menolak untuk berdamai. Selain itu, RJ terbentur dengan aturan yang dibuat Kapolri.
“Selain itu, RJ pun kalau mau dibuat tidak bisa. Karena para pelaku disangkakan pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman lebih dari lima tahun dan SPDP perkara sudah disampaikan ke Kejaksaan, jadi tidak bisa dilakukan RJ menurut Pasal 12 Perkap Nomor 6 Tahun 2019,” kata Leo.
Untuk diketahui Riduwan merupakan korban pengeroyokan yang dilakukan lima orang pelaku antara lain Fauzian Ashar, Arianto, Ardi, Diki Wahyudi, dan Wani Suhenddry.