Nazar Machmud Turut Angkat Bicara Terkait Kasus Hotel Purajaya: Kejahatan Menghapus Histori Pengusaha Melayu

SIKATNEWS.id | Tokoh Melayu di Jakarta, Ir. Nazar Machmud turut angkat bicara terkait peristiwa perobohan hotel Purajaya di Batam yang notabenenya adalah hotel penuh historis dalam perjuangan Provinsi Kepulauan Riau.

“Saya tidak kenal dekat dengan pemilik Hotel Purajaya Ir H Zulkarnaen Kadir, tetapi saya tahu pasti hotelnya dipakai untuk kegiatan perjuangan pembentukan Provinsi Kepri. Saya pernah ikut ngumpul di hotel tersebut,” kata Ir. Nazar Machmud melalui media nusaviral.com pada Rabu (15/10).

Menurutnya, perobohan hotel milik pengusaha Melayu pribumi itu merupakan upaya menghilangkan jejak pengusaha Melayu di Kepulauan Riau. Tetapi sangat disayangkan, pemerintah tidak dapat bertindak tegas terhadap pelaku yang dapat digolongkan sebagai kejahatan serius.

“Saya sangat terkesan dengan tiang-tiang interior hotelnya yang terbuat dari batang kelapa dicat hitam. Selebihnya saya tidak tahu banyak karena saya berdomisili di Jakarta,” ungkapnya.

Di Hotel Purajaya, kata Nazar Macmud, pernah pemimpin negeri ini, yang mulia H Abdurrahman Wahid (Gusdur), merajut kedekatan dengan masyarakat Melayu Kepri. Melayu Kepri yang dulu dikenal sebagai Riau-Lingga, merupakan pusat dari peradaban Melayu, sehingga masyarakat mengenal Bahasa Melayu yang kemudian menjadi Bahasa Indonesia, serta ada aksara Arab Melayu (Armel) yang menjadi ilmu baca tulis kearifan lokal.

“Hotel (Purajaya) ini digunakan oleh para tokoh perjuangan pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, dimana informasi yang saya ketahui pemilik hotel adalah Ir H Zulkarnain Kadir. Beliau juga menjadi donatur utama dalam perjuangan pembentukan provinsi Kepri saat itu,” tutur Nazar Machmud.

Berdasarkan historis itu, dia menilai pencabutan hak atas penggunaan tanah oleh pengusaha Melayu Pribumi, hingga perobohan hotel, merupakan tindakan menenggelamkan sejarah.

“Saya sangat mendukung artikel maupun berita-berita serta tulisan yang mendesak pemerintah memberi keadilan terhadap perjuangan pemilik Hotel Purajaya untuk mendapatkan keadilan,” ujar Nazar Machmud.

Saat ini, Nazar Machmud menyampaikan, pihaknya sedang menyelesaikan penulisan buku sejarah. Fakta ironis yang dialami oleh Hotel Purajaya menjadi perhatian Utama para tokoh Melayu Kepri.

“Selain ditulis di media online, (artikel/berita/tulisan tentang Hotel Purajaya) kirimkan juga ke Tim Penulis Sejarah Pembentukan Provinsi Kepri, secara khusus ke Ketua Tim Prof A Malik dan tembusan kepada salah satu Anggota Tim (sedang disusun) yang dikenal baik dan jujur. Penulisan Sejarah tersebut diinisiasi oleh Huzrin Hood dan Sudirman Almon sebagai Ketum dan Sekretaris dan Bendahara BP3KR,” jelas Nazar Machmud.