Permainan tradisional juga melatih keterampilan dan cara berfikir anak-anak. Sebab dalam permainan tradisional dibutuhkan perhitungan yang cermat dan kecerdasan permain.
“Tadi kita lihat margala, itu adalah permainan yang butuh strategi. Banyak yang dipelajari dari olehraga tradisional ini. Tapi sekarang sudah mulai hilang, saya minta ini dilestarikan,” tambahnya.
“Saya minta di sekolah ini bisa dinikmati. Bukan hanya waktu 17 Agustus,” pungkasnya melanjutkan.
Pada kesempatan itu, Poltak Sitorus juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba tradisional dan memberikan hadiah kepada para peserta yang mendapat juara di sekolah.
Patar Silalahi, Kabid Kebudayaan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba mengatakan bahwa beberapa peserta lomba yang terpilih akan dibawa mengikuti Pekan Kebudayaan Daerah Propinsi Sumut pada tanggal 1-3 September mendatang di Medan.
“Ada tiga permainan yang kita utus dari Toba untuk Pekan Kebudayaan Daerah Propinsi Sumut yakni pemain gala, congklak dan enggrang,” katanya singkat mengakhiri.
(Dison T)