Melalui FGD ini, Adi berharap segala kendala dan tantangan dalam membangun sinergi kolaborasi percepatan penurunan stunting dapat diidentifikasi sehingga dapat merumuskan rekomendasi yang relevan dan efektif sebagai output strategis untuk intervensi dalam tata kelola program, baik Rantang Sabas, DASHAT maupun BAAS yang ditindaklanjuti di lokus stunting pada tahun 2024.
Hal senada juga disampaikan oleh Kabid Sosbud Bappeda Litbang Kabupaten Samosir, Magdawati Sinaga. Saat membuka acara, Magdawati meminta seluruh TPPS Desa lokus stunting agar menyampaikan segala kendala dan tantangan yang dihadapi di desa masing-masing. Dengan demikian akan didapati pemutakhiran kajian tematik penurunan angka stunting di Kabupaten Samosir, sembari menunggu keluarnya Laporan SSGI Tahun 2023.
Magdawati menambahkan, bahwa dalam Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, ada lima pilar pencegahan stunting, salah satunya adalah pemenuhan gizi yang tepat.
“Program DASHAT ini merupakan salah satu komitmen kita dalam pemenuhan gizi yang tepat sebagai intervensi program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Samosir”, kata Magdawati.
Dalam FGD ini, USAID ERAT menghadirkan narasumber yakni Akademisi DR. Hariani Siregar, yang memberikan pemaparan materi terkait Potensi dan Strategi Kolaborasi Filantropi untuk Memperkuat DASHAT di Samosir.
(Frengky Butarbutar)