Sekilas Tentang Nazar Machmud
Keberadaan Nazar Machmud diakui oleh para pejuang Provinsi Kepulauan Riau dan para tokoh pejuang Kepri mengakuinya. Mereka (para tokoh pejuang Provinsi Kepri) sempat mengatakan: ‘Kalau Angkatan 66 sudah ikut, jadilah Provinsi Kepulauan Riau’.
“Para pejuang pergerakan Provinsi Kepri mengenal Nazar Machmud sangat dekat karena pada 1966 Nazar memimpin dan menginspirasi tim pejuang sehingga masyarakat Pekanbaru bangkit bergerak dan Gubernur serta Pepelrada (Penguasa Pelaksana Dwikora Daerah) Riau dicopot lalu meninggalkan Pekanbaru,” tulisnya melalui pesan tertulis.
Riau bebas dari isolasi keluar dan masuk arus infornasi, kata Nazar Machmud, serta anggota PKI beserta oknum aparat setempat tidak bisa lagi bebas mengintimidasi pimpinan Front Pancasila Riau.
Sebanyak 50 tokoh masyarakat ditangkap dan dipenjarakan selama satu minggu kecuali 3 orang selama 3 bulan yakni Dt Wan Abdurrahman/Wakil Gubernur, T Rashmi Saleh/mahasiswa Kedokteran Unand yang jadi wartawan PAB. M Nazar Machmud, yang seorang mahasiswa ITB dibebaskan setelah Koanda Sum di Medan bertindak, yakni Jenderal Mokoginta.
Sayangnya dalam banyak pengungkapan sejarah perjuangan pembentukan Provinsi Kepri, Sdr Huzrin Hood dan Sudirman Almon tidak pernah mengangkat peran Jakarta dan saya khususnya, sebelum mereka berangkat ke Jakarta dua kali.
“Berdasarkan kenyataan yang sangat mengecewakan tersebut, saya terpangil untuk menulis secara objektif dan apa adanya sepanjang yang saya ketahui dan alami saja,” tutur Nazar Machmud.
Niatnya, supaya generasi masa depan tidak dicekoki oleh sejarah pembentukan Provinsi Kepri yang berwatak subjektif, penonjolan egosentris, serta ada unsur manipulatif.
“Sebenarnya secara rinci telah saya tulis di buku saya MORE THAN BATAM sebanyak 43 halaman khusus terkait pengalaman perjuangan pembentukan Provinsi Kepri, dari tebal buku 280 halaman,” tutup Nazar Machmud.
Sumber : Rilis Hotel Purajaya
Editor : Red.