Monica: Panja DPR Bicara Teori, Kasus Nyata Seolah-olah Dikangkangi

Inilah benang merahnya:

  • Hotel Purajaya: ada rekomendasi resmi DPR, tapi Panja berikutnya kena amnesia selektif.
  • Batu Ampar: korupsi raksasa, tapi dalangnya tak disorot.
  • Rempang: rakyat dirugikan, dana disunat, tanpa follow up.
  • Batam Center: etalase mangkrak, tapi Panja sibuk jual mimpi masa depan.

Panja akhirnya hanyalah panggung kosong. Bicara panjang soal regulasi, tapi tidak nyambung dengan kasus nyata.

Akumulasi Kekecewaan

Rakyat Batam merasakan semua ini. Tokoh Melayu yang hotelnya dirobohkan. Masyarakat yang tanahnya dirampas. Kompensasi yang dipotong. Investor rasa broker dengan janji investasi mangkrak.

Kekecewaan itu terus menumpuk, mengeras, dan berbahaya. Rakyat bisa sabar, tapi tak akan selamanya diam ketika diinjak di tanah sendiri.

Penutup

Batam tidak kekurangan teori. Yang kurang adalah keberanian menyentuh realitas, menuntaskan kasus terbuka, dan berpihak pada rakyat.

Jika Panja terus sibuk dengan jargon high level tanpa menjawab pertanyaan yang sudah mereka rekomendasikan sendiri, sejarah akan mencatat:

“DPR bicara teori di Senayan, yang pada akhirnya rakyat bersatu memperjuangkan nasib di tanah sendiri.”

Timeline Hotel Purajaya :

  •  26–27 Feb 2025: RDPU → rekomendasi soal Purajaya.
  • Juli 2025: Kunker Panja ke Batam → hasil kosong.
  • Okt 2025: Rapat Panja → penuh teori, kasus riil tetap kosong.

Sumber : Monica Nathan

Editor : Red.