Monica Nathan Soroti Kasus Perobohan Hotel Purajaya dan Rakyat Rempang: DPR RI Hanya Suka dengan Retorika Basi

Kemarahan rakyat tidak hanya soal tuntutan nasional.

Di Batam, masyarakat mulai menyasar langsung wakil mereka sendiri di Senayan.

Sebuah percakapan publik yang beredar menunjukkan ajakan untuk membuat petisi mencabut mandat atau menyatakan mosi tidak percaya kepada empat anggota DPR RI dan empat anggota DPD RI dari dapil Kepri.

Alasannya Gamblang :
Keberadaan mereka di Senayan tidak menguntungkan dan tidak bermanfaat bagi rakyat Kepri.
“Sudah saatnya kita gerak,” tulis seorang tokoh dalam percakapan itu.
Ajakan ini menunjukkan betapa dalam ketidakpercayaan itu. Wakil rakyat dianggap hanya nama di kursi, bukan suara di Senayan.

Teguran Keras

Rakyat sudah jenuh dengan janji proses. Mereka butuh bukti hasil. Angka 17+8 akan dinilai bukan dari jumlah poin, tapi dari outcome konkret.

Kalau DPR hanya menjawab dengan ”Kami sedang proses,”. Itu artinya 17+8 hanyalah Panja jilid dua: penting di kertas, basi di kenyataan.

Rakyat bisa memaafkan proses panjang, tapi tidak ada kesabaran untuk janji kosong.

Kalau benar ingin reformasi, mulailah dari outcome yang bisa dilihat rakyat. Hotel Purajaya adalah ujiannya. Kepercayaan masyarakat Kepri adalah taruhannya.

Tanpa tindak lanjut nyata, semua ini hanya meninggalkan satu hal: api dalam sekam. Diam di permukaan, tapi siap membara kapan saja.

Narasi yang keluar dari mulut anggota DPR tidak menyentuh substansi masalah rakyat. Ambyar semuanya!

Profil Penulis : Monica Nathan, konsultan di bidang teknologi informasi. Hidup di dunia modern, tapi hatinya selalu kembali pada akar: Melayu dan Indonesia.

Penulis : Monica Nathan
Sumber : Rilis Hotel Purajaya
Editor : Red.