HUT ke-23 Kepulauan Riau, Harapan dan Doa dari Rury Afriansyah hingga Bersurat ke PBB New York

Ia mengingatkan bahwa Kesultanan Riau-Lingga tak pernah menyerahkan peta dan tanah kepada siapa pun, bahkan bila harus diuji di Den Haag. Ia mendorong agar Riau-Lingga diakui sebagai Daerah Istimewa, demi menjaga martabat dan marwah.

“Kami bukan paling bersih, tapi kami suka membersihkan. Bukan paling jujur, tapi kami menghargai kejujuran. Bukan paling baik, tapi kami selalu mengusahakan kebaikan,” ujar Tengku Fuad, kalimat dari penyengat yang kini sering di ingat Rury.

Pantun Marwah Melayu

Rury kerap menutup pidatonya dengan pantun ciptaannya sendiri :

Bukan kayu sembarang kayu

Kayu kami tumbang ke tanah

Bukan Melayu sembarang Melayu

Inilah Melayu, si tuan rumah.

 

Apa tanda sebatang kayu

Tempat bersandar di kala sunyi

Apa tanda kami Melayu

Tak banyak bising, tak banyak bunyi.

 

Apa tanda sebatang kayu

Ditual-tual jadi sagu

Apa tanda kami Melayu

Jangan diusik, jangan diganggu.

 

Sedap rasa si gubal sagu

Makan bersama gulai keli

Jangan usik tanah Melayu

Harga diri tak bisa dibeli.

Harapan di HUT ke-23 Kepulauan Riau

Pada hari ulang tahun ke-23 Provinsi Kepulauan Riau, doa Rury tegas dan secara resmi bersurat ke PBB di New York perihal keadilan untuk semua elemen – elemen bangsa melayu sekaligus penuh kasih.

“Semoga Kepri tetap menjadi rumah yang damai bagi siapa pun, tempat di mana marwah Melayu dijaga, alam dilindungi, dan keadilan ditegakkan. Semoga pemimpin kita mengutamakan rakyat, bukan hanya angka dan kepentingan sesaat, dan semoga generasi muda berani berdiri tegak, melanjutkan perjuangan tanpa takut pada uang dan kekuasaan,” tuturnya.

Bagi Megat Rurry Afriansyah, HUT ke-23 bukan sekadar pesta. Tapi lebih pada memaknainya. Ini panggilan untuk memastikan Riau Kepri tumbuh makmur tanpa kehilangan jati diri. Ramah pada dunia, namun teguh dalam menjaga marwah Melayu adalah harga yg tidak ada nilai tawarnya (Mutlak).

Salam joeang bangse melayu.

#save_bumiputra

#save_riaukepri

#save_marwahmelayu

Penulis : Megat Rury Afriansyah

Editor : Red.