“Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak, santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia membaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara, dahulu ketika Indonesia masih dijajah, para santri turun ke medan laga, berperang melawan penjajah,” ungkap Wabup membacakan amanat Menteri Agama RI.
Lebih lanjut Wabup menyampaikan, Pasca kemerdekaan santri lebih semangat lagi memenuhi panggilan ibu Pertiwi, mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat dunia perpolitikan, sosial, pendidikan, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama.
“Bagi santri, agama merupakan mata air yang mengalirkan inspirasi insprasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan atau Hifdzunnafs, salah satu tujuan diturunkannya agama di muka bumi,” tandasnya.
Disebutkan, Tidak ada agama yang menyuruh pemeluknya melakukan tindakan yang merusak harkat dan martabat manusia, apalagi ditengah tengah Indonesia yang sangat majemuk, santri senantiasa berprinsip menjaga martabat kemanusiaan, esensi ajaran agama, menjaga martabat kemanusiaan berarti menjaga Indonesia.
Dikatakan, Peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata, milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai nilai kebangsaan.
(Darling)