SIKATNEWS.id | Kini menjadi pusat perhatian terrkait proyek peningkatan Struktur Jalan Provinsi yang meliputi ruas Gunungsitoli – Afia senilai Rp 52,24 miliar lebih, dikerjakan oleh PT. Mitra Agung Indonesia, serta ruas Afia – Tuhemberua senilai Rp 15 miliar lebih yang ditangani PT Multi Pilar Indah.
Diketaui, kritik membangun dan aspirasi maupun kekhawatiran dari aktivis dan warga setempat terkait polusi udara dan kualitas material yang digunakan semakin menguat.
Kantor Dinas PUPR Bina Marga Kota Gùnungsitoli menjadi saksi bisu pertemuan penting antara awak media, para Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan Staf Dinas UPTJJ (Unit Pelaksana Teknis Jalan dan Jembatan) Provinsi Kota Gunungsitoli Sumatera Utara.
Pertemuan yang digelar pada Selasa (16/09/) ini menjadi momen penting bagi masyarakat dan LSM/Pers untuk menyuarakan dan menyampaikan aspirasi masyarakat terkait proyek – proyek vital yang tengah berjalan.
Sejumlah Tokoh Masyarakat dan aktivis peduli lingkungan, diantaranya Darwis Zendrato, Helpin Zebua, dan Happy Agusman Zalukhu, Jamil Mendrofa turut hadir bersama puluhan wartawan dari berbagai media.
Ketua LSM KCBI Helpin Zebua membuka ruang diskusi dengan harapan agar Perwakilan Dinas UPTJJ Maimun Bangun untuk memberikan penjelasan rinci mengenai kegiatan proyek. Ia juga menyoroti pentingnya penjelasan mengenai izin quarry dan hasil uji lab material timbunan jalan.
“Kami meminta agar UPTJJ Provinsi dan pihak Rekanan segera mengambil langkah pencegahan dan penanggulangan dampak pembangunan jalan. Penerapan K3 pada polusi udara yang mengganggu pengendara dan masyarakat sekitar, serta penanganan kondisi jalan yang becek dan berlumpur saat hujan, menjadi prioritas,” kata Helpin.
Sedangkan aktivis dan Ketua Projo Nias, Darwis Zendrato pada pertemuan tersebut menambahkan, aksi ini didasari oleh kepedulian dan tanggung jawab moral sebagai bagian dari bangsa ini.
“Mari kita ingatkan pihak-pihak yang lalai, pantau yang tersembunyi, dan awasi mereka yang menutup mata terhadap praktik kerja yang tidak bertanggung jawab. Kita harus bersama-sama mengawal pembangunan ini agar menghasilkan kualitas yang optimal,” tegasnya
Selain itu, Ormas Pelita Prabu, Happy Agusman Zalukhu menyampaikan keluhan masyarakat terkait debu yang mengganggu di ruas jalan Gunungsitoli – Afia dan Afia – Tuhemberua saat cuaca panas, serta penggunaan material yang diduga kurang berkualitas sehingga menyebabkan jalan berubah menjadi kubangan lumpur saat hujan. Ia juga menyoroti kurangnya transparansi pada papan proyek.
Perwakilan media, Yosi Aro Zebua memberikan saran konstruktif agar Dinas UPTJJ sampaikan ke kontraktor dan PU Provinsi supaya didirikan Posko K3 di sekitar lokasi proyek.
“Alangkah baiknya Pak, bangunlah itu Posko di sekitaran ruas jalan yang dikerjakan dan dapat kemudian berfungsi sebagai pusat mitigasi keluhan terkait debu, seperti pembagian masker dan penyiraman jalan secara berkala,” ujarnya.
Humas DPD LSM PKP Kota Gùnungsitoli, Jamil Mendrofa yang turut hadir menyinggung soal debu yang di berita sebelumnya oleh media ini tentang sebuah Mesjid tanpa daun pintu dan jendela di Desa Sisarahili Gamo, yang terletak di pinggir jalan raya, yang turut jadi sasaran polusi Debu.
“Sebagai putra asal Gunungsitoli Utara, berharap rekanan agar mencari solusi dalam menangani debu agar orang yang beribadah di Mesjid itu tidak terganggu,” harap Jamil singkat.
Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Maimun Bangun tidak semuanya dapat menjawab secara keseluruhan karena kapasitas beliau memiliki keterbasan, dan tak bisa membuat statemen karena keterbatasan itu.
Walaupun demikian, Maimun Bangun berjanji akan segera menyampaikan pada pimpinan, melakukan evaluasi lapangan dan memastikan kontraktor mematuhi standar lingkungan yang berlaku.
“Terimakasih masukan saran, kritik demi perbaikan dari kawan-kawan. Semua apa yang disampaikan kami terima dan akan sampaikan pada pimpinan. Kami di sini hanya bisa menampung apa yang kawan-kawan sampaikan untuk ditindak lanjuti jika ditemukan pelanggaran, kami tidak akan ragu memberikan teguran sanksi tegas,” kata Maimun Bangun.
Terkait debu di lapangan sudah, pihaknya telah menyarankan ke mereka untuk siapkan armada tangki untuk menyiram debu. Ia mengungkapkan bahwa sudah pernah berjalan tapi setelah itu turun hujan.
“Sedangkan mengenai genangan air berlumpur untuk disedot kalau tetap masih berlumpur material itu buang dan ganti dengan material yang baru agar lumpurnya lenyap,” tuturnya.
Lebih lanjut, Maimun Bangun juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan transparansi dalam pengelolaan proyek, termasuk memberikan akses informasi terkait Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek dan hasil pengujian material.
“Silahkan disuratin sesuai prosedur Pak, kalau ingin melihat RAB, kemudian kami menyadari pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengawasi proyek ini dan akan berupaya menyampaikan keluhan ini ke Dinas Propinsi dan berharap duduk bersama dan diskusi,” tambahnya.
Maimun Bangun memastikan bahwa akan terus berupaya menjalin komunikasi yang intensif dengan semua pihak terkait. Masyarakat Kepulauan Nias menaruh harapan besar agar janji – janji evaluasi dan perbaikan segera direalisasikan.
Proyek jalan ini diharapkan tidak hanya memberikan infrastruktur yang berkualitas, tetapi juga menjamin kesehatan lingkungan, penggunaan material bermutu tinggi, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat./Afer Z.