SIKATNEWS.NET | Menghadapi sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi saat ini masyarakat dipedesaan mulai mencari solusi untuk bertahan menjalankan apa yg sdh mereka rintis selama ini, dimana mereka dipaksa berpikir bagaimana untuk tetap memelihara ternak mereka.
Departemen pertanian, peternakan IMB (Indah Mulia Bersama) memberikan solusi bahan baku pakan dari limbah produk pangan yang nilainya sangat terjangkau bagi peternakan baik sapi, kambing dan unggas, alhasil mereka sangat puas karna pakan yg kita racik tetap memperhatikan nutrisi, protein, lamak, gizi dan lain-lain nya sehingga tetap menghasilkan ternak dengan hasil daging dan susu tetap memenuhi standar kualitas yg diminatin pasar.
Di kota Malang yang sudah berkolaborasi antara peternak dan petani dan di jogja baru mulai menebar bibit cacing. Biaya operasional sangat minim bisa menekan sampai 50% lebih.
Dampak terhadap lingkungan sangat baik peternakan yg awalnya berbau tidak sedap jika menggunakan sistem di atas tidak lagi menimbulkan bau. Hal ini bisa menuju ke sistem organik.
Dampak penggunakan pupuk organik sangat baik komoditinya punya nilai lebih biaya operasionalnya ringan dan kita mempunyai kewajiban untuk mengendalikan atau mengontrol mikroba lokal supaya bisa bekerja dan mengurai nutrisi yg ada dalam tanah serta menstabilkan biota tanah”, ungkap Agus Winardi Ketua Dep. IMB.
Solusi buged pakan yang rendah membuat gairah dikalangan peternak mandiri.
Limbah ternak baik kambing, sapi dan unggas dimanfaatkan untuk budidaya cacing ANC dimana cacing juga mempunyai nilai jual dipasar produk cosmetik.
Budidaya cacing dilokasi kandang dengan memberikan makan kotoran ternak jadi tidak perlu mengeluarkan anggaran lagi untuk pakan cacingnya. Dengan kata lain hanya modal bibit cacing saja. Cacing sangat cepat berkembangnya karna makan dari kotoran ternak.
Limbah cacing atau kotoran cacing yang saat ini disebut KASCING atau bekas cacing sangat baik digunakan sebagai pupuk organik bagi semua tanaman.