SIKATNEWS.id | Perbuatan merobohkan Hotel Purajaya yang bernilai hingga Rp922 miliar dinilai seperti tindakan arogan dan biadab.
Hal ini disampaikan Youtuber Ferry Kesuma kepada wartawan di Batam, pada Jumat (25/07). Bahkan, langkah yang akan diambil pun meminta dukungan nitizen untuk melaporkan PT Pasifik Estatindo Perkasa ke Presiden Prabowo Subianto sebagai pengambil kebijakan tertinggi di negara ini.
“Perobohan Hotel Purajaya bukan saja perbuatan arogan, tetapi juga perbuatan biadab karena merugikan dunia investasi di bidang perhotelan serta merugikan penguasaha pemilik hotel (Purajaya), yang secara kebetulan adalah putra Melayu, yang berinvestasi luar biasa besar di negerinya,” kata Ferry Kesuma.
Pernyataan Ferry Kesuma, yang telah memiliki puluhan ribu pengikut (followers), dilontarkan ketika dirinya diancam oleh penjaga Kawasan PT Pasifik Estatindo Perkasa (PEP) di Kawasan Bale-bale, Kampung Wisata Nusantara, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, pada Selasa (22/7/2025). Ferry Kesuma merasa terancam dalam melakukan kegiatan mengisi video bermuatan aktivitas warga yang mendidik dan memperluas wawasan.
“Perhatian saya sangat besar terhadap pencabutan lahan yang dilanjutkan dengan perobohan Hotel Purajaya, sehingga saya berkeinginan membuat konten di kawasan ini (ex lahan Hotel Purajaya yang kini telah dikuasai oleh PT Pasifik Estatindo Perkasa). Tetapi, sayangnya kemarin lusa, saya dikejar-kejar oleh security yang berbadan tegap dan berambut cepak. Saya dikejar dengan mobil Toyota Fortuner berwarna hitam, dan sepeda motor. Rasa takut masih menyelimuti saya dalam mengisi konten Youtube dan TikTok saya,” jelas Ferry Kesuma.
Sorotan kamera smartphone yang dimiliki Ferry Kesuma diarahkan ke lingkungan ex Hotel Purajaya. Dalam hitungan waktu detik, sejumlah pria paruh baya berbadan tegap menunjuk-nunjuk Ferry Kesuma yang masih berada dalam mobilnya. Spontan, Ferry Kesuma curiga dengan kumpulan pria itu dan langsung Kembali ke mobil untuk seterusnya melaju menjauh dari kawasan itu.
Meski tidak sempat ditangkap dan menerima tindakan destruktif, namun Ferry Kesuma merasa dirinya terancam dalam menjalankan pekerjaan mengisi konten sosial media (sosmed). Padahal, menurut Ferry Kesuma, dirinya ingin memberi pembelajaran dalam sejumlah kasus yang dia angkat di sosmed.
“Konten saya bertujuan memberi wawasan, mendidik, dan memberi pemahaman terhadap berbagai masalah yang belum atau sudah diketahui publik,” ujarnya.